DREAMGEDE Wisata Yogyakarta mengajak anda untuk melihat keagungan peninggalan sejarah kesultanan Islam Mataram Ngayogyakarta Hadidiningrat. Bangunan unik yang terletak di Jl Solo Arah Bandara Adisucipto Mungkin anda sedikit yang menyadari jika
diantara Royal Ambarrukmo Yogyakarta dan Ambarukmo Plaza terdapat sebuah
pendapa yang begitu cantik.
Memang pesonanya seakan tertutupi dua gedung yang
menjulang tinggi. Akan tetapi, keindahan pendapa tersebut masih terpancar saat
kita memasuki pendapanya. Itulah pendapa Ambarrukmo. Sebuah
bangunan peninggalan Kraton Yogyakarta yang sempat ikut mengalami berbagai
macam pergolakan sejarah di Yogyakarta.
Salah satu sejarah penting yang
terjadi di area pendapa tersebut adalah, tempat tersebut dulunya dipakai
sebagai tempat semedi dan peristirahat terakhir hingga mangkatnya Sri Sultan
Hamengkubuwono VII. Info wisata Jogja WA 081904169982
Konon, Sri Sultan memilih daerah
Ambarukmo sebagai peristirahatan terakhirnya meninggalkan kraton setelah pengunduran
dirinya sebagai Sultan Kraton Yogyakarta.
Saat ini, pendapa Ambarrukmo
difungsikan sebagai museum dan merupakan bagian dari RAY. Tidak ada yang
berubah dari fisik komplek Kedaton Ambarukmo. Tiap meter bangunannya masih
terawat baik bahkan hingga pintu, jendela dan lampunya tetap terawat.
Pendapa Ambarrukmo saat ini dijagaoleh seorang juru kunci yang berjuluk Mbah Ambar. Mbah Ambar biasanya akan
datang ke pendapa dari pagi dan pulang pada sore hari, yang juga menjadi jam
kunjung museum. Jadi, tidak ada waktu buka yang pasti. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2013/12/bukit-bintang-yogyakarta-kenangan-dan.html
Berdasarkan sejarah, pendapa
Ambarrukmo dibangun pada tanggal 17 Januari 1828 oleh HB V. Awalnya, kompleks
tersebut digunakan untuk kebun raja yang disebut Jenu dan terdapat sebuah joglo
kecil.
Pada masa pemerintahan HB VI, joglo
tersebut diperluas dan berubah nama menjadi Pasanggrahan Raja Purna. HB VII
mempunyai peranan paling besar pada perubahan Pasanggrahan. Beliau menambahkan
alun-alun, kasatriyan dan keputren dalam kompleks tersebut (1895-1897) dan
menamainya menjadi Kedaton Ambarukmo.
Selain membangun Kedaton Ambarukmo,
HB VII, yang bergelar Sultan Sugih, juga membangun masjid Kauman, Tugu Jogja
dan Makam Kotagede.
Kedaton Ambarukmo memiliki beberapa
bagian yaitu Pendapa sebagi tempat paling depan, Paretan atau penghubung
Pendapa dengan teras depan, Pringgitan (teras depan), Dalem Ageng - bangunan
utama, Gadri – teras belakang, dan Bale Kambang-sebuah bangunan diatas kolam
yang konon menjadi tempat semedi HB VII. Jika ingin naik ke Bale Kambang,
pengunjung dilarang mengenakan alas kaki. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2014/05/paket-karyawan-dan-kantoran-di-gua.html
Di dalam Dalem Ageng, terdapat satu
ruang utama dan 4 kamar. Ruang utama tersebut menampilkan beberapa lukisan dan
foto, baik lukisan HB VII maupun foto perkembangan sejarah yang terjadi di
Yogyakarta. satu dari empat kamar yang ada diperkirakan sebagai tempat HB VII
mangkat. Ruang tersebut dapat dilihat dari luar, namun, terlarang untuk masuk
ke dalamnya. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2015/03/grosir-dr-gede-rent-car-yogyakarta.html
Pastikan perjalanan wisata Yogyakarta sangat menarik dengan mengikuti paket wisata yang kami tawarkan dengan harga terjangkau kami siap memberikan pelayanan anda yang terbaik. Dapat kan perjalanan wisata kuliner, sejarah, Shooping pusat oleh - oleh batik, Kaos Jogja dan lain - lain bersama DREAMGEDE Wisata Jogja.
SMS 08156504380
WA 081904169982
BBM 5513A5A6
WA 081904169982
BBM 5513A5A6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar