Rabu, 25 September 2019

PAKET ZIARAH WALISONGO KE JAWA TIMUR DARI YOGYAKARTA, PAKET ZIARAH WALISONGO KE JAWA TIMUR DARI SEMARANG, ZIARAH WALI SONGO SUNAN BONANG DAN SUNAN GRESIK DARI SEMARANG, ZIARAH WALI SONGO SUNAN BONANG DAN SUNAN GRESIK DARI JOGJA, HARGA PAKET WISATA RELIGI KE WALISONGO JAWA TIMUR DARI SEMARANG, HARGA PAKET WISATA RELIGI KE WALISONGO JAWA TIMUR DARI JOGJAKARTA, ZIARAH WALI MBAH KHOLIL BANGKALAN DARI SEMARANG, ZIARAH WALI MBAH KHOLIL BANGKALAN DARI JOGJAKARTA







berdoa untuk Sunan Gresik


suasana shalat subuh di Masjid Tuban

Ziarah ke Sunan Ampel



Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Sobat wisata DREAMGEDE TOURTRAVEL yang berbahagia dan diberi kelimpahan rejeki yang cukup. DREAMGEDE TOUR TRAVEL Paket Wisata Ziarah biasanya sangat digemari oleh banyak orang yang memiliki tingkat religius yang tinggi. Mereka ingin mengunjungi serta mendoakan arwah-arwah leluhur yang pada jaman dahulu pernah menjadi tokoh yang berpengaruh dalam persebaran agama Islam di nusantara. Beberapa diantaranya yaitu wisata ziarah Wali Songo di Jawa Timur.

Jika anda berminat untuk mengambil paket wisata ziarah silahkan hubungi kami DREAMGEDE TOUR TRAVEL. Kami akan memberikan fasilitas seperti yang anda inginkan dengan menyesuaikan dana yang anda sediakan. Kami tunggu partisipasi anda bergabung bersama Kawan DREAMGEDE TOUR TRAVEL untuk mengambil paket wisata Ziarah walisongo di Jawa Timur. INFO HARGA WISATA RELIGI WA 08190 41 69982 / 081 565 04380


ziarah ke madura

MAKAM Maulana Malik Ibrahim Gresik


GERBANG PINTU ASMARAKANDI


BACA Juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/04/paket-wisata-religi-3-hari-di-jawa.html . Ziarah ke makam Wali Songo Jawa Timur bisa dilakukan bulan sebelum Ramadhan maupun Bulan Muharam jadi bisa dapat moment - moment khusus. Lokasi yang dikunjungi paket wisata Religi DREAMGEDE TOUR TRAVEL antara lain :


1.   SUNAN BONANG TUBAN




PINtu masuk makam sunan Bonang


Sunan Bonang lahir di daerah Bonang, Tuban, Jawa Timur pada tahun 1465 M. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang, Nama Sunan Bonang sendiri diduga berasal dari Bong Ang yakni sesuai dengan marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.
Literatur lain menyebutkan jika nama Bonang diambil dari salah satu alat musik tradisional yang biasa digunakan oleh Raden Maulana Makdum Ibrahim dalam berdakwah kepada masyarakat. Sunan Bonang memiliki nama lain yakni Raden Makdum atau Maulana Makdum Ibrahim. Sunan Bonang merupakan putera keempat dari Sunan Ampel dengan Candrawati alias Nyai Gede Manila Putri dari Arya Teja seorang Bupati Tuban.
Sunan Bonang dikenal sebagai salah satu Wali Songo yang ulung dalam berdakwah dan menguasai ilmu fiqh, ushuludin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan berbagai ilmu kesaktian serta kedigdayaan. Pada masa kecilnya, Sunan Bonang sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin oleh ayahnya.
Diceritakan bahwa pada usia remaja, Sunan Bonang beserta saudaranya yakni Raden Paku meneruskan mempelajari agama Islam dengan menyeberang ke negeri Pasai, Aceh untuk menemui Syekh Maulana Ishaq. Selain itu, mereka juga belajar kepada ulama besar lainnya yang menetap di negeri pasai, seperti para ulama tasawuf yang berasal dari Baghdad, Mesir, Arab, Persia atau Iran. Selesai belajar di negeri pasai, Sunan Bonang lalu diperintahkan ayahnya untuk berdakwah di daerah Tuban.  
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, Sunan Bonang meninggal di desa Lasem Jawa Tengah. Jenazahnya diambil oleh santri-santri Sunan Bonang yang dari Madura dan akan dibawa ke Madura namun di tengah perjalanan tepatnya di perairan Tuban, perahu para santri kandas dan pada akhirnya Sunan Bonang dimakamkan di Tuban, namun para santri beliau yang dari Madura diizinkan membawa kain kafannya saja untuk dibawa pulang ke Madura. Sehingga makam yang sering diziarahi masyarakat ialah makam yang berada di Tuban.  baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/09/pementasan-kesenian-hadrah-di-jogja.html




angkutan becak menuju dari terminal ke makam sunan Bonang




DAKWAH ISLAM  SUNAN BONANG DI PULAU JAWA  
Strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Bonang dalam menyebarkan Islam di pulau Jawa mengikuti jejak ayahnya yakni dengan mendirikan pesantren di Tuban. Di pesantren inilah Sunan Bonang mendidik kader-kader Islam yang akan turut menyiarkan Islam ke seluruh Pulau Jawa.
Selain menjadikan pesantren di Tuban sebagai basis wilayah dakwah, beliau juga menyebarkan Islam dengan cara keliling. Sunan Bonang dalam menyebarkan Islam banyak menggunakan karya sastra berupa carangan pewayangan dan suluk atau tembang tamsil.


Beberapa carangan pewayangan ia buat sendiri ataupun digubah bersama Sunan Kalijaga. Diantaranya yaitu Petruk Dadi Ratu, Layang Kalimasada, Dewa Ruci, Pandu Pragola, Semar Mbarang Jantur, Mustakaweni, Begawan Ciptaning, Obong Bale Sigala-gala, Wahyu Widayat, Kresna Gugah, dan lain-lain. Adapun karya sastra yang digubahnya adalah Kitab Bonang (Suluk Sunan Bonang), Suluk Wujil, Suluk Khalifah, Suluk Kaderesan, Suluk Regol, Suluk Bentur, Suluk Wasiyat, Suluk Pipiringan, Gita Suluk Latri, Gita Suluk Linglung, Gita Suluk ing Aewuh, Suluk Jebeng, Suluk Wregol, dan lain-lain. Suluk- suluk tersebut berisi pengalaman Sunan Bonang menempuh jalan tasawuf.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/08/cari-terapi-al-fashdu-jogja-fashdu.html



masjid dalam area Makam Sunan Bonang

MASJID AGUNG TUBAN





Bentuk keteladanan yang dapat kita ambil dari perjalanan dakwah Sunan Bonang di masa sekarang yakni dalam berdakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memainkan alat musik dan menciptakan tembang yang mengajarkan nilai-nilai islam. Alangkah baiknya, jika kita memiliki kemampuan dalam seni dikembangkan ke arah yang positif dalam hal ini mendakwahkan islam. Sehingga hal itu nantinya akan mendatangkan pahala bagi diri kita, tidak hanya sebagai penyaluran hobi semata namun juga sebagai jalan dalam mensyiarkan Islam.
Adapun jejak sejarah dari Sunan Bonang yang dapat kita kunjungi yakni berupa wisata religi makam Sunan Bonang yang terletak di kelurahan Kutorejo yang berada di pusat kota Tuban. Lokasi makam berada di lokasi strategis yakni berjarak 200 m dari alun-alun kota Tuban. 



Makam ini selain dekat dengan alun-alun juga berada dibelakang Masjid Agung Kota Tuban. Letak makam yang strategis memudahkan para peziarah untuk mengunjunginya.
baca juga :       http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/07/cari-suplemen-ibadah-haji-biar-kuat.html

2.  SYEKH IBRAHIM ASMARAKANDI 

 





Perjalanan kami disambut dengan gapura yang menandakan pintu masuk ke komplek makam Asmoro Qondi yang merupakan ayahanda dari sunan Ampel, di Gapura Pintu gerbang gus Bolang disambut dengan kata selamat datang seperti biasanya pintu gerbang di tempat wisata lainnya dan ungkapan jawa yang tertulis Sabar, Nerima, Ngalah, Loman, Akas, Temen ( sabar, nerima, mengalah, dermawan,keras, bersungguh-sungguh ). Pesan moral pertama yang di dapat dari makam wali Asmoro Qondi.

Di komplek makam Asmoro qondi kita menemukan bangunan masjid dengan ukiran - ukiran kayu jati yang indah dengan lafadz alquran sebagai ornamen objek dari ukiran, selain itu piliar pilar yang indah juga menghiasi komplek makam Syaikh Asmoro Qondi, masuk ke kompleks makam ayahanda sunan Ample kita akan melihat nisan nisan keluarga Asmoro Qondi . Makam kamu akan melihat pendopo yang usianya entah mungkin sudah ratusan tahun, selain itu juga ada papan silsilah nasab Asmoro Qondi dan yang buat unik kalau kamu ada dimakan Asmoro qondi coba menghadap ke langit langit atap makan kamu akan melihat sendiri ukiran khas nusantara yang rumit dan indah, itulah uniknya makam Maulana IbrahiM Asmoro Qondi. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/06/paket-wisata-murah-jogja-ke-jogja-full.html


berdoa dimakam asmara kondi


Silsilah keluarga syekh Ibrahim Asmarakandi



Maulana Ibrahin Asmoro Qondi beliau salah satu ulama' penyebar islam di jawa sekitar abad ke 14 Samarkad adalah tempat lahir Maulana Ibrahin Asmoro Qondi, bliau putra dari Sayyid Jamaludin Al Chusain yang nasabnya sampai ke Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Komplek Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi berad di Desa Gesikharjo, Kec. Palan, Tuban. Jalan utama Tuban ke Surabaya. INFO ZIARAH  WALI WA 08190 416 9982



gerbang pintu kuno 

3.  SUNAN DRAJAT LAMONGAN



TANGGA Masuk ke Makam Sunan Drajat







Makam Sunan yang bernama asli Raden Qosim ini berada di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan. Berada sekitar 1 km sebelah selatan pertigaan Drajat di Pantura (Pantai Utara) Lamongan, atau sekitar 29 km sebelah utara pertigaan Sukodadi. Saat memasuki kompleks makam Sunan Drajat, kita akan disambut dengan bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu dan batuan yang tersusun tanpa semen. Bangunan ini memang menjadi ciri khas makam yang dipugar tahun 1992 tersbut. Berbeda dengan kompleks makam Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Bonang di Tuban yang merupakan ayah dan saudara kandung Sunan Drajat. Kompleks makam dua sunan tersebut tampak lebih modern.
Pepohonan yang rindang menjadi peneduh di kompleks makam ini. Cukup membuat sejuk, mengingat daerah Drajat yang termasuk pesisir mempunyai cuaca yang panas. Dari gerbang masuk, kita akan melewati jalan setapak menuju ke makam Sunan Drajat. Di kiri kanan jalan setapak ini kita bisa melihat banyak makam lain dan di antara pepohonan.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/05/cari-produk-kesehatan-untuk-tidak-capek.html
PESAN MORAL dari Makam Sunan Drajat



Makam Sunan Drajat

Di sepanjang jalan menuju ke makam ini juga kita akan menaiki beberapa anak tangga. Di setiap tingkatan anak tangga tersebut, kita akan menemui tulisan satu demi satu dari tujuh filosofi ajaran Sunan Drajat dalam menyebarkan Islam.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/04/paket-wisata-religi-3-hari-di-jakarta.html

Ketujuh filosofi itu adalah:
MUSEUM SUNAN DRAJAT

Koleksi bedug kuno



Sunan Drajat menyiarkan agama Islam lewat tembang-tembang macapat yang berbentuk pangkur. Masyarakat yang dulunya memiliki kepercayaan animisme-dinamisme ‘tersihir’ dengan nada-nada pangkur yang berisi kandungan Al-Qur’an yang dibawakan olehnya.
Sunan Drajat juga dikenal dengan tutur katanya yang menyejukkan. Oleh karena itu, ia mendapat julukan Sunan Mayang Madu dari Raden Patah, sultan Kerajaan Demak. “Mayang berati kembang (bunga)  dan madu berarti mengobati. Ini sebagai ungkapan yang menggambarkan setiap tutur beliau yang menyejukkan.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/03/paket-jeep-tour-dlinggo-bantul-jogja.html

gamelan kuno peninggalan sunan Drajat



Sunan Drajat menggunakan media gamelan untuk iringan tembang mocopatnya. Dan gamelan-gamelan tersebut masih tersimpan di dalam museum yang letaknya di sebelah timur makam. Selain gamelan, di dalam museum juga terdapat kitab-kitab yang dulunya milik Sunan Drajat, juga keramik dalam bentuk piring, mangkuk, sendok, dan lain-lain. Selain barang tersebut, masih banyak peninggalan Sunan Drajat lainnya di museum ini.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/02/cari-nasi-kebuli-jogja-pesan-antar-nasi.html
Makam Sunan Drajat ini di buka setiap hari 24 jam, namun untuk museumnya hanya buka pagi hingga menjelang petang. Makam ini jarang terlihat sepi oleh pengunjung, dan akan sangat ramai di hari-hari besar islam seperti di bulan Rajab atau Romadhon.




4.  SUNAN GRESIK







pintu masuk ke Makam sunan Gresik

Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Surabaya ini dikenal juga dengan sebutan Kota Wali. Julukan tersebut diberikan karena Gresik menjadi tempat penyebaran dan peristirahatan terakhir dua dari sembilan wali (Walisanga), yakni Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) dan Sunan Giri.

Syeh Maulana Malik Ibrahim merupakan sunan tertua yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Inilah yang membuat Syeh Maulana Malik memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan Islam, khususnya di Jawa Timur.

Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim berada di Desa Gapuro Sukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Lokawisata religi itu selalu ramai dikunjungi peziarah dari pelbagai daerah, khususnya saat weekend dan hari libur. Para peziarah yang datang biasanya melantunkan zikir, salawat, dan mengirimkan doa untuk Syeh Maulana Malik Ibrahim. Kompleks makam ini nggak terlalu luas. Ada dua bagian utama di kompleks tersebut, yaitu bangunan berbentuk pendopo sebagai tempat utama makam Syeh Maulana Malik Ibrahim serta makam para ulama lain. Untuk masuk ke pendopo ini, peziarah bisa melewati gapura berwarna putih yang lebarnya hanya cukup dilewati 1-2 orang. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/01/pelatihan-buat-telur-asin-untuk-pemula.html

MAKAM Bupati Gresik





Di dalam bangunan utama ada cungkup makam utama yang berisikan Makam Sunan Gresik. Selain itu, dalam cungkup yang sama juga terdapat makam Syayyidah Siti Fatimah dan Syekh Maulana Maghfur yang merupakan istri dan anak laki-laki Syeh Maulana Malik Ibrahim. Ketiga makam ini dikelilingi pagar besi agar nggak dirusak.

Akses menuju makam ini tidaklah sulit. Memasuki Kota Gresik, kamu tinggal menuju ke alun-alun kota. Nah, lokasi makam Syeh Maulana Malik Ibrahim hanya sekitar 200 meter saja dari sana. Selesai berzikir dan berdoa, kamu bisa menyusuri gang di sebelah kompleks pemakaman untuk membeli oleh-oleh khas Gresik. Gang ini juga sekaligus sebagai jalan penghubung dari makam ke tepat parkir bus. HARGA BUS ZIARAH WA 08190 41 69982



peziarah selalu ramai di Makam Sunan Gresik






peta wisata di kabupaten Gresik


5.  SUNAN GIRI, MAKAM DI ATAS BUKIT



ziarah di makam sunan Giri

gerbang masjid Sunan Giri


suasana perbukittan di Makam sunan Giri

Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW; yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rummi, Ahmad Al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Maulana Ishaq, dan ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa’adah BaAlawi Hadramaut.
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/11/ruqyah-jogja-cari-ruqyah-di-sleman.html





Saat mulai remaja diusianya yang 12 tahun, Joko Samudra dibawa ibunya ke Surabaya untuk berguru ilmu agama kepada Raden Rahmat (Sunan Ampel) atas permintaannya sendiri. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Sunan Ampel mengirimnya beserta Makdhum Ibrahim (Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai sebelum menunaikan keinginannya untuk melaksanakan ibadah Haji. Mereka diterima oleh Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Di sinilah, Joko Samudra mengetahui cerita mengenai jalan hidup masa kecilnya.

Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden ‘Ainul Yaqin diperintahkan gurunya yang tak lain adalah ayahnya sendiri itu untuk kembali ke Jawa untuk mengembangkan ajaran islam di tanah Jawa. Dengan berbekal segumpal tanah yang diberikan oleh ayahandanya sebagai contoh tempat yang diinginkannya, Raden ‘Ainul Yaqin berkelana untuk mencari dimana letak tanah yang sama dengan tanah yang diberikan oleh ayahanya. 

Dengan bertafakkur dan meminta pertolongan serta petunjuk dari Allah SWT. maka petunjuk itupun datang dengan adanya bukit yang bercahaya. Maka didatangilah bukit itu dan di lihat kesamaanya dan ternyata memang benar-benar sama dengan tanah yang diberikan oleh ayahnya. Perbukitan itulah yang kemudian ditempati untuk mendirikan sebuah pesantren Giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas, Gresik pada tahun Saka nuju tahun Jawi Sinong milir (1403 Saka). Pesantren ini merupakan pondok pesantren pertama yang ada di kota Gresik. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/10/paket-wisata-jogja-i-wisata-keluarga.html





foto - foto sejarah perjalanan ziarah ke sunan giri

Pondok pesantren Giri ini terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Bahkan memberikan pengaruh besar ke berbagai kota  Madura, Lombok, Kalimantan, Sumbawa, Sumba, Flores, Ternate, Sulawesi dan Maluku.
Melihat pengaruh yang begitu besar dan semakin luas, maka dari itu Raden Paku ini mendapat julukan sebagai Raja dari Bukit Giri. Hal ini membuat perkembangan semakin pesat dengan adanya pesantren Giri kemudian berkembang menjadi kerajaan yang disebut Giri. Kerajaan Giri Kedaton akhirnya berhasil menguasai daerah Gresik dan sekitarnya yakni selama beberapa generasi. Namun, pada akhirnya ini ditumbangkan oleh Sultan Agung dari Mataram Islam. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/09/cari-air-dzikir-untuk-pengobatan.html
Masjid Besar dekar Makam Sunan Giri






Terdapat beberapa karya seni tradisonal. Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, di antaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, Jor, Gula-gantiLir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/08/halal-bi-halal-di-jogja.html


5.  KYAI KHOLIL BANGKALAN






KH Kholil Bangkalan Madura, Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat. Karena hari itu, dari rahim istrinya lahir seorang anak laki-laki yang sehat, yang diberinya nama Muhammad Kholil, yang kelak akan terkenal dengan nama Mbah Kholil.

Mbah Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya.
Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat. Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa, kehausannya akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait ilmu Nahwu) sejak usia muda. Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu Fiqh dan ilmu yang lainnya, maka orang tua Mbah Kholil kecil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/07/jual-tas-dan-dompet-kulit-di-jogjakarta.html




Ulama besar yang digelar oleh para Kyai sebagai “Syaikhuna” yakni guru kami, karena kebanyakan Kyai-Kyai dan pengasas pondok pesantren di Jawa dan Madura pernah belajar dan nyantri dengan beliau. Pribadi yang dimaksudkan ialah Mbah Kholil. Tentunya dari sosok seorang Ulama Besar seperti Mbah Kholil mempunyai karomah.

Selain dikenal sebagai ahli Fiqh, ilmu Alat (nahwu dan sharaf), dan ahli tarekat, di kalangan masyarakat pesantren beliau juga dikenal sebagai tokoh yang waskita, weruh sak durunge winarah (tahu sebelum terjadi) dan memiliki banyak karomah. Setelah banyak mendarma baktikan hidupnya bagi agama dan bangsa, Mbah Kholil wafat pada hari Kamis tanggal 29 Ramadhan 1343 H (1925 M). Jenazah beliau dishalatkan di Masjid Agung Bangkalan, dan kemudian dimakamkan di Pemakaman Martajasah, Bangkalan. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/06/paket-sembako-lebaran-di-yogyakarta.html




makam mbah Kholil disamping Masjid

Banyak murid-murid Mbah Kholil yang mengikuti beliau dalam memperjuangkan agama dan bangsanya. Bahkan banyak di antara mereka yang berhasil mendirikan pesantren dan menjadi tokoh-tokoh berpengaruh bagi bangsa ini. Di antara murid-murid Mbah Kholil yaitu :




4. KH. Bisri Syamsuri, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang.

5. KH. Maksum, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren di Rembang, Jawa Tengah. 

6. KH. Bisri Mustofa, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren di Rembang. 

7. KH. Muhammad Siddiq, Pendiri dan Pengasuh Pesantren Siddiqiyah, Jember.

8. KH. Muhammad Hasan Genggong, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. 

9. KH. Zaini Mun’im, Pendiri dan Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

10. KH. Abdullah Mubarok, Pendiri dan Pengasuh Pondok, kini dikenal juga menampung pengobatan para morphinis.

11. KH. Asy’ari, Pendiri dan pengasuh pondok Pesantren Darut Tholabah, Wonosari Bondowoso.

12. KH. Abi Sujak, Pendiri dan pengasuh pondok Pesantren Astatinggi, Kebun Agung, Sumenep.

13. KH. Ali Wafa, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Temporejo, Jember.

14. KH. Toha, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Bata-bata, Pamekasan.

15. KH. Mustofa, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Macan Putih, Blambangan. 

16. KH Usmuni, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Pandean Sumenep.

17. KH. Karimullah, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Curah Damai, Bondowoso.

18. KH. Manaf Abdul Karim, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

19. KH. Munawwir, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.

20. KH. Khozin, Pendiri dan pengasuh pondok Pesantren Buduran, Sidoarjo.

21. KH. Abdul Fatah, Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, Tulungagung. 

22. KH. Sayyid Ali Bafaqih, Pendiri dan pengasuh Pesantren Loloan Barat, Negara, Bali.

23. KH. Nawawi, Pendiri dan pengasuh pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan. 

24. KH. Zainudin, Nganjuk. 

25. KH. Maksum, Lasem. 

26. KH. Abdul Hadi, Lamongan.

27. KH. Zainul Abidin, Kraksan Probolinggo.

28. KH. Munajad, Kertosono. 

29. KH. Romli Tamim, Rejoso jombang. 

30. KH. Muhammad Anwar, Pacul Gowang, Jombang. 

31. KH. Abdul Madjid, Bata-bata, Pamekasan, Madura. 

32. KH. Abdul Hamid bin Itsbat, banyuwangi. 

33. KH. Muhammad Thohir jamaluddin, Sumber Gayam, Madura.

34. KH. Zainur Rasyid, Kironggo, Bondowoso. 

35. KH. Hasan Mustofa, Garut Jawa Barat. 

36. KH. Raden Fakih Maskumambang, Gresik.



6.  SUNAN AMPEL SURABAYA








Sunan Ampel. Beliau merupakan wali yang memiliki peranan sangat besar dalam penyebaran Islam, terutama di wilayah Surabaya, Jawa Timur. Ketika masih kecil, Sunan Ampel memiliki nama Sayyid Muhammad ‘Ali Rahmatullah. Namun, ketika beliau pindah di Jawa Timur dan berbaur dengan masyarakat sekitar, beliau mendapatkan panggilan baru, yakni Raden Rahmat –selain nama beliau yang Sunan Ampel tersebut. Sejarah mencatat bahwa beliau lahir sekitar tahun 1401 Masehi di Campa.

Perbedaan daerah –dan juga tradisi yang dianut, tidak menyulitkan Raden Rahmat untuk berbaur dengan warga di Jawa. Bahkan, pada nantinya, beliau dianggap sebagai salah satu sesepuh dari Wali Sango. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/05/jual-miniatur-vespa.html



pasar ampel yang buka 24 jam 


masjid sunan Ampel



tempat air wudhu sebelum masuk ke makam

Dalam perjalanan keluarganya, Sunan Ampel memiliki dua orang istri. Istri pertama melahirkan 5 orang anak dan istri kedua melahirkan 6 orang anak. Jika dijumlah, maka Raden Rahmat memiliki 11 anak selama perjalanan hidupnya. Adapun istri pertama Raden Rahmat bernama Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo Al Abbasyi. 
Sunan Ampel atau Raden Rahmat adalah salah satu ulama besar yang pernah hidup di Nusantara dan menjadi salah satu juru dakwah paling masyhur di Jawa. Ia merupakan ulama yang memiliki jasa cukup penting sehingga Islam bisa dikenal secara luas dan dinikmati hingga saat ini.

Sunan Ampel berusaha memperbaiki kerusakan akhlak yang terjadi pada masyarakat saat itu. Dengan tujuan tersebut, beliau membuat langkah pengajaran yang tepat. Ajaran dari Raden Rahmat yang sangat terkenal –dan diketahui hingga kini, adalah Mohmo atau Moh limo, di mana artinya adalah tidak mau melakukan lima hal yang dilarang oleh Islam. Adapun lima hal tersebut adalah moh mabok, moh main, moh madon, moh madat dan moh maling. Ajaran ini menjadi tumpuan dari dakwah Islam yang dilakukan oleh Raden Rahmat. Dengan ajaran ini, beliau secara bertahap bisa menyadarkan masyarakat dan memperbaiki akhlak mereka. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/04/jual-produk-amway-cari-penyaring-udara.html


pintu masuk peziarah wanita


Paket Wisata Religi Ziarah Makam Wali Songo Murah DREAMGEDE TOUR TRAVELKami sediakan Paket Wisata Religi Ziarah Makam Wali Songo maupun Jasa Sewa Bus untuk Ziarah ke Makam Wali Songo atau Ziarah ke makam Wali Lima baik dari pulau Jawa, Lampung, Kalimantan maupun Ziarah Kubur Wali Songo berasal dari Semarang dan Yogyakarta. INFO PAKET WISATA  RELIGI WA 08190 41 69982/ SMS 0815 650 4380
DREAMGEDE TOUR TRAVEL memberikan harga sewa bus untuk ziarah religi yang terjangkau di kantong jamaah tanpa meninggalkan layanan yang ramah dan nyaman. Pastinya di dukung Crew Bus Pariwisata Ziarah Wali Songo yang sopan dan amanah juga tak lupa dibimbing oleh Ustadz yang memiliki pengalaman dalam membimbing Paket Wisata Religi Wali Songo apabila belum ada. Tour Ziarah Wali Songo dikemas dalam Paket Wisata Religi Wali Songo bersama dengan selagi tidak cukup lebih 5 hingga 7 hari atau bergantung berasal dari permohonan jamaah. Selain mengunjungi makam-makam para Wali yang tersedia di tanah Jawa, terhitung dapat singgah ke sebagian wilayah lain yang udah di jadwalkan. Pastinya, harga bakal mengatur bersama layanan yang dapat di dapatkan.  baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/03/paket-wisata-dan-ziarah-wali-tour.html




SMS 081 565 043 80
WA 08190 41 699 82
BBM DC0A 1DEB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO PEMASANGAN PANEL SURYA DI JOGJA, HARGA PEMASANGAN PLTS DI YOGYAKARTA, JASA PEMASANGAN PLTS PANEL SURYA SOLAR CELL DI YOGYAKARTA

JASA PEMASANGAN PANEL SURYA PLTS DI JOGJAKARTA, HARGA PANEL SURYA PLTS DI YOGYAKARTA MANFAAT PANEL SURYA PLTS UNTUK RUMAH TANGGA, INFO HARGA...