Sabtu, 31 Maret 2018

PAKET WISATA DAN ZIARAH WALI , TOUR ZIARAH WALI DARI SEMARANG, PAKET ZIARAH WALI 2 HARI 1 MALAM, BIAYA ZIARAH WALI DARI YOGYAKARTA, SEWA BUS DAN GUIDE ZIARAH WALI , PAKET WISATA RELIGI WALISONGO

ZIARAH WALIYULLOH JAWA TENGAH

PAKET WISATA RELIGI ZIARAH WALI JAWA TENGAH DARI SEMARANG


PAKET WISATA RELIGI ZIARAH WALI JAWA TENGAH DARI YOGYAKARTA


BIAYA DAN PAKET WISATA ZIARAH WALISONGO DARI PURWOKERTO


PAKET WISATA ZIARAH WALIYULLOH JAWA TENGAH ( SEMARANG, DEMAK, PATI, KUDUS, LASEM ) DARI SEMARANG & JOGJAKARTA



Bagi para kaum muslim atau muslimat yang berdomisili di Semarang dan Yogyakarta DREAMGEDE Tour travel yang melakukan berwisata religi ke tempat-tempat makan para wali dengan harga yang terjangkau. Saat ini anda dapat menggunakan jasa layanan dari DREAMGEDE Tour & Travel, yang sudah berpengalaman dalam berbagai bidang wisata religi  seperti di Semarang, Demak, Kudus, Pati, Lasem.

Paket wisata religi wali songo yang kami sediakan ini bisa bervarisasi mulai dari berbagai fasilitas yang disediakan sesuai dengan permintaan peserta. Jika peserta ingin paket perjalanan yang lebih murah kami rekomendasikan untuk rental atau sewa mobil saja, dan kami juga menyajikan paket wisata religi lengkap dengan biaya parkir dan tol serta penginapan atau hotel. Paket wisata ziarah wali songo ini dapat anda tentukan sendiri, mulai dari  paket ziarah wali pantura timur jawa tengah dengan durasi perjalanan 2 hari 1 malam hingga tour ziarah wali songo.

Bagi anda yang ingin wisata religi tour ziarah walisongo dan menapak tilas perkembangan islam di pulau jawa yang dibawa oleh para wali-wali dan mengenal sosok penyebar islam yang dikenal dengan sebutan wali songo (9) dan mengetahui tempat makamnya, kami menyediakan paket tour wisata ziarah 

Ziarah wali songo yang dapat anda dipilih sesuai waktu dan budget. untuk paket tour wali songo ini perjalanan berdurasi 2 hari 1 malam perjalanan dimana akan melewati jalur utara pulau jawa yang melewati 4 kabupaten seperti Semarang, Demak, Kudus, Pati, dan Lasem. kami menawarkan paket pilihan untuk anda sesuai budget. Pemberangkatan awal dari Semarang, Yogyakarta, dan Purwokerto.
Ziarah Wali Songo adalah salah satu paket wisata religi yang paling diminati oleh para umat muslim baik dari dalam maupun luar negeri khusus nya dari malaysia dan singapura sehingga Paket ziarah wali songo merupakan tujuan wisata untuk minat khusus. Berikut paket wisata dan ziara Waliulloh kami meliputi : 
1. SYEH JUMADI KUBRO KALIGAWE SEMARANG

Makam Syeikh Jumadil Kubro (Jamaluddin al-Husain al-Akbar) yang berada di Semarang,terletak  di jalan Yos Sudarso No. 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk dan acara doa bersama. Di makam Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) secara regular diadakan acara manaqib setiap malam Jumat Paing jam 19.00 dan pada acara peringatan Maulid Nabi sedangkan setiap Jumat Legi diadakan acara Mujahadah Kubro dan pengajian. Untuk Khaul Akbar diadakan setiap tahun sekali pada bulan Dzulhijjah Jumat terakhir dengan membawa maulidurrosul dan tahlil.




Syeikh Jamaluddin tumbuh dan berkembang di bawah asuhan ayahnya sendiri. Setelah dewasa, beliau mengembara ke negeri datuknya di Hadramaut. Di sana beliau belajar dan mendalami beragam ilmu dari beberapa ulama yang terkenal di zamannya. Bahkan keilmuan yang beliau pelajari meliputi Ilmu Syari’ah dan Tasawwuf, di samping ilmu-ilmu yang lain.


Selanjutnya, beliau melanjutkan pengembaraannya dalam rangka mencari ilmu dan terus beribadah ke Mekkah dan Madinah. Tujuannya adalah mendalami beragam keilmuan, terutama ilmu Islam yang sangat variatif. Setelah sekian lama belajar dari berbagai ulama terkemuka, kemudian beliau pergi menuju Gujarat untuk berdakwah dengan jalur perdagangan. Melalui jaringan perdagangan itulah beliau berjumpa dengan ulama lainnya yang juga menyebarkan Islam di Jawa.

Kemudian beliau dakwah bersama para ulama’ termasuk para putra-putri dan santrinya menuju tanah Jawa. Mereka menggunakan tiga kenderaan laut, sekaligus terbagi dalam tiga kelompok dakwah. Kelompok pertama dipimpin Syeikh Jumadil Kubro memasuki tanah Jawa melalui Semarang dan singgah beberapa waktu di Demak. Selanjutnya perjalanan menuju Majapahit dan berdiam di sebuah desa kecil bernama Trowulan yang berada di dekat kerajaan Majapahit. Kemudian jamaah tersebut membangun sejumlah padepokan untuk mendidik dan mengajarkan beragam ilmu kepada siapa saja yang  hendak mendalami ilmu keislaman. INFO WISATA WA 08190 4169982/ SMS 0815 6504380

Kelompok kedua, terdapat cucunya yang bernama al-Imam Ja’far Ibrahim Ibn Barkat Zainal Abidin dibantu saudaranya yakni Malik Ibrahim menuju kota Gresik. Dan kelompok ketiga adalah jamaah yang dipimpin putranya yakni al-Imam al-Qutb Sayyid Ibrahim Asmoro Qondy menuju Tuban. Namanya masyhur dengan sebutan “Pandhito Ratu” karena beliau memperoleh Ilmu Kasyf (transparansi dan keserba jelasan ilmu/ilmu yang sulit dipahami orang awam, beliau diberi kelebihan memahaminya).

Beliau wafat tahun 1376 M, 15 Muharram 797 H. diperkirakan hidup di antara dua Raja Majapahit (awal Raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi dan pertengahan Prabu Hayam Wuruk). Bermula dari usul yang diajukan Syeikh Jumadil Kubro kepada penguasa Islam di Turki (Sultan Muhammad I) untuk menyebarkan Agama Islam si wilayah Kerajaan Majapahit. Pada saat itu wilayah Majapahit sangat kuat pengaruh Agama Hindu di samping keyakinan masyarakat pada arwah leluhur dan benda-benda suci. Keberadaannya di tanah Majapahit hingga ajal menjelang menunjukkan perjuangan Sayyid Jumadil Kubro untuk menegakkan Agama Islam melawan penguasa Majapahit sangatlah besar. Pengaruh beliau dalam memberikan pencerahan bekehidupan yang berperadaban, Syeikh maulana Jumadil Kubro dikenal dekat dengan pejabat Kerajaan Majapahit. Cara dakwah yang pelan tapi pasti, menjadikan beliau amat disegani pada zaman itu. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2018/03/paket-wisata-solo-karang-anyarwisata-di.html


2. RADEN PATAH MASJID AGUNG DEMAK


Menyempatkan diri untuk ziarah ke makam Kesultanan Demak di area Masjid Agung. Makam sultan seperti Raden Patah dan para abdinya pun ada di sini. Wisata religi dengan ziarah ke makam menjadi salah satu pilihan yang pas. Seperti ziarah ke makam Kesultanan Demak di kompleks Masjid Agung Demak, Demak, Jawa Tengah.





Berkunjung ke kompleks makam Kesultanan Bintoro Demak atau Kesultanan Demak bisa ditemukan di bagian belakang Masjid Agung. Di kompleks makam ini, traveler bisa melihat makam dari raja-raja Demak beserta para abdinya. Seperti sultan Demak yang pertama yaitu Raden Patah, Sultan Demak II Raden Pati Unus, serta Sultan Demak III Raden Trenggono.





Selain sultan, makam para pangeran dan istri, Putri Champa, hingga Syekh Maulana Maghribi juga ada di sini. Putri Champa sendiri berasal dari Kerajaan Champa di Vietnam dan merupakan ibunda dari Raden Patah. Batu nisan di komplek makam ini berbeda-beda ukuran dan warnanya. Ada yang berwarna putih, ada pula yang cokelat. Makam Raden Patah misalnya, warnanya cokelat muda dan lebih tinggi dari makam lain.



Ketika di area makam, tampak beberapa pengunjung yang duduk di lantai dekat pagar pembatas makam. Lantai berkeramik putih itu memang biasanya ditempat orang-orang yang ziarah. Ada yang tampak duduk dan terdiam, ada pula pengunjung yang membaca Al Quran. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/11/jasa-kreasi-uang-mahar-yogyakarta-jasa.html




Di pagar pembatas makam terdapat tulisan jadwal ziarah makam Raden Patah adalah hari Kamis Wage pukul 17.00 WIB hingga Jumat Kliwon pukul 17.00 WIB. Sedangkan untuk Raden Trenggono pada malam Jumat Kliwon pukul 19.30-21.00 WIB. Namun di luar waktu tersebut tetap banyak yang datang untuk ziarah.



3. SUNAN KALIJAGA

Kanjeng Sunan Kalijaga atau yang biasa di panggil Raden Said adalah anak dari bupati Tuban yang keluar dari rumah dan membantu orang-orang yang tertindas pada jamannya. Alamat makam Sunan Kalijaga berada di Desa Kadilangu, Kec Kadilangu, Kab. Demak (bintaro), Provinsi Jawa Tengah. 

Dalam aksi Sunan Kalijaga Menyebarkan agama islam di pelosok-pelosok daerah beliau mengenalkan Islam dengan cara yang kreatif yaitu melalui Wayang, banyak karya Sunan Kalijaga yaitu antara lain : Wayang Kulit, Baju Taqwa (untuk ibadah), lagu lir-ilir, menciptakan Gong (dengan nama aslinya gang syahadatin atau dua sahadat), Mengadakan acara grebeg maulud yang di adakan di masjid demak demi memperingati hari Maulud Nabi SAW

Di antara Wali Songo lainnya Sunan Kalijaga termasuk wali yang palik menjol dan terkenal di segala kalangan masyarakat, Sunan Kalijaga mempunyai pendirian yang kuat, berjiwa besar, jiwa pemimpin, filsofi, pujangga, dan mubaligh, daerah oprasi Sunan Kalijaga dalam mengenalkan islam tidak terbatas, untuk mengenalkan agama islan ke masyarakat Sunan Kalijaga tidak mengenal jarak dan waktu. Oleh karna itu para penggikutnya dengan setia mengikuti Sunan Kalijaga berdakwah keliling dan memasuki kampung-kampung plosok.

Sunan Kalijaga sangat sering di tentang oleh orang-orang yang baru mengenal islam dan beda keyakinan, namun Sunan Kalijaga menyikapinya dengan penuh bijaksana, satu contoh beliau di tentang oleh sebagian masyarakat majapahit yang beragama budha, mereka juga menggunakan gamelan untuk ritual adat kepercayaan mereka. Mengetahui kecintaan mereka dengan musik gamelan membuat Sunan Kalijaga dengan mudah mengislamkan mereka dengan memainkan wayang sambil di iringi musik gamelan.

baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/09/wisata-ke-kulon-progo-jogja-paket-satu.html




Semakin mereka menikmati musik gamelan dengan wayang, mereka semakin ter pengaruh masuk untuk masuk agama islam, Tidak butuh waktu lama bagi Sunan Kalijaga untuk membujuk masyarakat tersebut untuk masuk islam, setelah beberapa kali masyarakat mendengar dakwah Sunan Kalijaga dan melihat permainan wayang, satu per satu dari mereka mulai bersedia masuk islam dan mengikuti ajaran islam

4. SUNAN HADLIRIN  MANTINGAN JEPARA

Raden Abdul Jalil atau Sunan Jepara adalah seorang tokoh penyebar agama Islam di Jepara. Syekh Siti Jenar alias Syekh Abdul Jalil atau Sunan Jepara makamnya di MantinganJeparaJawa Tengah. Makam beliau di sebelah makam Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat, makam beliau yang telah ditutup rapat-rapat selama bertahun-tahun oleh Juru Kunci.



Penguasa Kerajaan Demak khawatir Raden Abdul Jalil beserta santrinya mencegah berdiri dan berkembangnya Kerajaan Demak Bintoro. Raden Abdul Jalil direndahkan reputasinya dan dituduh menyebarkan ajaran sesat, sehingga Raden Abdul Jalil di eksekusi oleh Pemerintah Kerajaan Demak. kini makamnya berada di Jepara dekat makam Sunan Hadirin dan makam Ratu KalinyamatINFO WISATA WA 081 9041 69982

Setelah Raden Abdul Jalil di eksekusi, ternyata santrinya aman sebab tidak dieksekusi sekalian tetapi hanya Raden Abdul Jalil. Ageng Pengging alias Kebo Kenanga merupakan salah satu santri dari Raden Abdul Jalil, Ageng Pengging berhasil mendidik muridnya bernama Joko Tingkir dengan ajaran dari Raden Abdul Jalil. 



Joko tingkir berhasil menyelesaikan konflik antara proyek besar Negara Islam di Bintoro dan Glagah Wangi (Jepara), inilah yang menjadikan nama harum dari Raden Abdul Jalil Mantingan Jepara . baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/07/wisata-baturraden-dan-purwokerto-paket.html

5. SUNAN KUDUS

Sunan Kudus. Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang. Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para waliyang  kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk Hindu Budha.


Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/ padasan  wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.






Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti "sapi betina". Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/05/ziarah-sunan-pandanaran-wisata-ziarah.html


Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.


6. SUNAN MURIA
Kompleks makam dan masjid Sunan Muria, di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Tidak seperti hari-hari di luar bulan suci Ramadan, yang selalu dipadati para peziarah dari berbagai penjuru nusantara.
Di sebelah timur makam Sunan Muria terdapat masjid Sunan Muria. Ini bukan masjid pertama yang dibangun Raden Umar Said atau Sunan Muria.  Sebelumnya, juga membuat masjid di Desa Kajar. Sampai saat ini masih ada petilasan yang lebih dikenal dengan sebutan Pesiget. Namun Sunan Muria kurang nyaman untuk menyiarkan agama Islam. Akhirnya, mencari tempat yang lebih tenang. Selanjutnya, Sunan Muria mencoba membangun masjid di bukit Pethoko. Sunan Muria berpindah dan membangun masjid di salah satu puncak Gunung Muria, masjid saat ini.

Sunan Muria dikenal sebagai sosok yang sederhana dan tidak senang kemewahan serta popularitas. Kesedehanaan itu, ditunjukkan dengan pemilihan Pegunungan Muria untuk hidup dan berdakwah.

Sunan Muria membangun masjid dari kayu dengan atap dedaunan.  Masjid ini oleh sejumlah wali lain dipuji, karena terlihat bersinar. Akhirnya, Sunan Muria membakar masjid itu. Hal ini membuktikan, Sunan Muria memiliki sifat tidak suka dipuji. Usai dibakar masjid kembali dibangun dengan bangunan yang tetap sederhana. Saat ini, masjid peninggalan Sunan Muria memang sudah mengalami banyak perubahan. Kendati demikian, masjid ini masih memiliki beberapa peninggalan Sunan Muria yang masih terjaga keasliannya. Salah satunya mihrab (pengimaman) masjid. Mihrab masjid ini memiliki panjang 245 cm, lebar 190 cm, dan tinggi 210 cm. Mihrab ini terbuat dari batu yang disusun tanpa semen. Bagian luar mihrab dihiasi ukiran. Pada bagian ujung kanan dan kiri ada ukiran dan dihiasi piringan keramik kuno. Jumlahnya ada 30 buah. Terdiri dari, 20 piringan warga kuning dan 10 piringan hijau. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/02/wisata-muslim-ke-candi-borobudur-dan.html
Sunan Muria juga meninggalkan pelana kuda. Pelana ini terbuat dari kayu dan kulit binatang. Masyarakat percaya, pelana kuda ini menyimpan daya magis. Tak heran setiap musim kemarau lapak kuda ini dimandikan (ngguyang cekathak) yang dipercaya akan mendatangkan hujan.
Selain itu, peninggalan Sunan Muria yang masih bisa dilihat adalah gentong (tempat air). Gentong terdapat di selatan makam Sunan Muria. Saat ini bentuknya sudah dilindungi dengan tralis stainless steel. Peziarah biasanya memanfaatkan air gentong ini untuk minum dan membasuh muka. Dipercaya dapat menjadi obat dan menyegarkan badan. Air gentong ini berasal dari mata air yang dipercaya tempat wudhu Sunan Muria.
Sunan Muria juga meninggalkan umpak batu (penyangga soko). Umpak ini memiliki panjang lingkaran 120 cm, tinggi 40 cm, dan diameter 70 cm. Menurut penelitian umpak batu dibuat sekitar abad ke-17. Ada 10 buah umpak yang sekarang diletakkan di selatan makam. Sembilan umpak dalam kondisi baik. Satu buah pecah.
Sunan Muria juga punya peninggalan yang dipercaya punya khasiat. Yakni air dari gentong yang berada di selatan makam. Air di gentong ini bukan dari sumur yang bersumber dari gentong. Namun dari mata air yang dipercaya menjadi tempat wudhu sang sunan, sendang Rejoso. Ada peninggalan yang berbeda dari wali lain. Yakni pelana kuda. Setiap tahun ada tradisi rutin membasuh pelana kuda ini. Namanya tradisi ngguyang cekathak. Upacara ini biasanya diselenggarakan pada Jumat Wage di musim kemarau atau mongso ketigo, tradisi ini ada bukan dimulai saat Sunan Muria masih hidup. Namun, dimulai oleh warga sekitar saat zaman penjajahan Belanda. Ritual ini diawali dengan membawa cekathak yang berada di kompleks Masjid Sunan Muria menuju mata air sendang Rejoso.
Sendang Rejoso ini dahulu menjadi tempat wudhu Sunan Muria. Selama ini, sendang Rejoso digunakan untuk mengisi gentong keramat peninggalan Sunan Muria. Hingga saat ini, tradisi ini masih dilestarikan. Sepeninggal tradisi itu, masyarakat melakukan tradisi lain, seperti buka luwur atau mengganti kain luwur makam. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2016/10/pemandu-wisata-lokal-yogyakarta-pemandu.html
Tradisi ini dilaksanakan 15 hari pada bulan Suro (Muharam). Pemilihan tanggal ini, agar tidak berbarengan dengan buka luwur di makam Sunan Kudus. Dalam upacara ganti luwur ini, diisi dnegan berbagai kegiatan. Mulai dari membersihkan mata air Nglaren dilanjutkan selametan, manaqib, dan dondom luwur. Setelah itu, baru diadakan pelepasan luwur, istighotsah, pemotongan kerbau, khataman Alquran, hingga selametan berkat undangan.
7. SYEH JANGKUNG KAJEN PATI

Syeh Jangkung atau bernama asli Saridin adalah tokoh fenomenal yang menjadi sejarah legendaris warga Pati dari zaman ke zaman lintas generasi. Hidup pada era Walisongo sekitar abad 15, Saridin yang bergelar Syeh Jangkung mengisi kisah Nusantara yang mengajarkan generasi penerus bangsa akan sebuah kejujuran, keluguan, dan kesaktian yang semestinya digunakan untuk kebaikan, bukan untuk kejahatan. Untuk itu, wisata sejarah di Makam Syeh Jangkung Pati menjadi destinasi wisata di Pati .




Hampir setiap hari makam Syeh Jangkung dipadati oleh pengunjung yang hendak berziarah dan mendoakan Syeh Jangkung. Bahkan, tidak jarang yang datang ke makam Mbah Saridin ini untuk "ngalap berkah" yang berarti "mengharap berkah". Ada pula yang mengunjungi ke makam Saridin sekadar sebagai wisata sejarah untuk mengingat histori tokoh Pati bernama Saridin yang kemudian dapat dijadikan teladan. Makam Syeh Jangkung sepintas terlihat berlokasi di tengah area persawahan, namun setelah kita masuk, di sana terdapat pemukiman penduduk yang sangat padat. Makam Syeh Jangkung juga terdapat pohon raksasa besar yang bisa jadi digunakan sebagai penanda bagi peziarah yang belum pernah berkunjung ke Makam Syeh Jangkung.











Tepat di pintu masuk menuju Makam Syeh Jangkung, terdapat ornamen seni dua buah kelapa hijau. Menurut penelitian dari tim wisata Direktori Pati, dua buah kelapa hijau tersebut menjadi satu cara untuk mengenang riwayat perjalanan panjang Saridin, mulai dari membuktikan kebenaran adanya ikan setiap ada air, termasuk di dalam buah kelapa saat ditanya Sunan Kudus. Buah kelapa juga mengingatkan kita bahwa Saridin pernah memanjat buah kelapa yang tinggi lalu menjatuhkan diri saat ditanya Sunan Kudus tentang arti makna syahadat.

Dari peristiwa yang dinilai Sunan Kudus sebagai tindakan pamer kesaktian ini, Saridin diusir dari tanah Kudus saat Saridin berguru dan nyantri di Pondok Pesantren asuhan Sunan Kudus. Perjalanan selanjutnya, Saridin bertemu dengan Kanjeng Sunan Kalijaga, lantas didaulat sebagai murid Kanjeng Sunan Kalijaga. Waktu berjalan dan Saridin kemudian dijuluki Syeh Jangkung. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2016/06/wisata-malam-yang-asyik-di-yogyakarta.html

Dari ajaran Kanjeng Sunan Kalijaga ini, Syeh Jangkung diminta untuk menyebarkan agama Islam di Kadipaten Pesantenan Pati (nama Kabupaten Pati dulu) waktu dipimpin oleh Adipati Kembangjoyo atau bergelar Wasis Joyokusumo. Syeh Jangkung pertama kali mencoba untuk menyebarkan ajaran Islam di Desa Miyono yang lantas membawanya kepada perjalanan panjang karena terkena tuduhan membunuh Branjung dan akhirnya dihukum mati. Lantaran Syeh Jangkung benar-benar sakti tapi lugu, Syeh Jangkung tidak mati dalam sebuah hukuman. Dari sini lah Syeh Jangkung kemudian melarikan diri ke Kudus dan hendak berguru ke Sunan Kudus. Lagi-lagi, Syeh Jangkung membuat ulah dengan keluguannya yang pada akhirnya Sunan Kudus tidak berkenan dengan Syeh Jangkung.

Di kompleks Makam Syeh Jangkung pula terdapat makam istrinya bernama Retno Jinoli dan Pandan Arum. Retno Jinoli sendiri istri adalah kakak dari Raja Mataram ketiga bernama Sultan Agung (cucu panembahan Senopati dan anak dari Mas Jolang) atas jasanya mengalahkan raja jin atau penguasa Alas Roban yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sementara itu, Pandam Arum adalah istri Saridin yang merupakan putri dari Kerajaan Cirebon. INFO WISATA WA 081904 169982 / SMS 081565 04380


8. MBAH MUTTAMAKIN KAJEN PATI

Syekh Ahmad Mutamakkin atau yang lebih dikenal dengan nama Mbah Mutamakkin itu. Beliau hidup di masa pemerintahan Amangkurat IV sampai dengan Paku Buwono II sekitar abad XVIII. Beliau menyebarkan agama Islam di desa Kajen, Margoyoso, Pati Jawa Tengah, terletak 18 km utara kota Pati.

Beliau mendalami agama Islam dengan tekun dan sungguh - sungguh, disamping itu, beliau juga melakukan riyadhah. Riyadhah berarti melatih jiwa dari serangan hawa nafsu. Beliau lakukan dengan banyak cara. Diantaranya dengan mengurangi minum, makan dan tidur. Puncaknya, dalam rangka mengendalikan hawa nafsu, beliau melakukan puasa 40 hari dan malam.



Dalam menyebarkan agama Islam, tentu tidaklah sedikit cobaan yang datang. Sebagai salah seorang Wali, begitu masyarakat menasbihkan, beliau memperjuangkan Islam di desa Kajen hingga jadi desa santri. Dan dari beliaulah, muncul murid-murid seperti Kyai Ronggokusumo (Ngemplak), Kyai Mizan (Margatuhu), keduanya di Pati, dan Raden Sholeh. Yang murid-murid beliau tadi menurunkan ulama-ulama yang dalam ilmunya sekaliber KH. Abdullah Salam (Mbah Dullah Salam), KH. Mahfudh Salam. Keduanya adalah paman dan ayah dari seorang yang alim dan mumpuni dalam agama, yaitu KH MA Sahal Mahfudh (Mbah Sahal Mahfudh). Dan keturunan dari Mbah Mutamakkin mendirikan pesantren-pesantren di desa Kajen dan sekitarnya yang jumlahnya 40 dan terdapat 8000 santri. 
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2016/04/paket-wisata-asik-di-yogyakarta-kebun.html


9. MBAH SUMBU MASJID JAMI LASEM

Di makam Mbah Sambu Lasem, Rembang, Jawa tengah, terdapat prasasti marmer ukuran kecil dalam bahasa arab yang menyebutkan bahwa nama Mbah Sambu yang sebenarnya adalah Sayyid Abdurrahman bin Hasyim bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban. Menantu mbah Sabil ini keturunan Sultan Hadiwijaya yang biasa dikenal dengan sebutan populernya “JAKA TINGKIR”. Seorang pemuda dari Tingkir, suatu desa yang terletak di tenggara Salatiga pada tahun 1568 M, putra dari Adipati Pengging Pangeran Handayaningrat/ R. Kusen, sedangkan R. Kusen sendiri putra dari Harya Damar Adipati Palembang. Adipati Palembang ini putra Prabu Brawijaya Majapahit. Jaka Tingkir menjadi raja Pajang yang pertama dan terakhir dengan gelar Sultan Hadi Wijaya dan sukses meng-Islamkan daerah Pasuruan dan sekitarnya. 

Mbah Sambu dikenal  berjasa dalam meredam aksi perompak yang menimbulkan kekacauan yang  berlarut-larui di pusat kota Lasem. Wilayah Lasem saat itu meliputi Sedayu Gresik, Tuban, Rembang, Pati sampai Jepara. Atas jasanya itu Mbah Sambu yang  juga menantu  Adipati Lasem diberi tanah perdikan meliputi lokasi Masjid Jami’ Lasem sekarang di Kec.Lasem sampai ke selatan di Kec.Pancur.


Mbah Sambu juga berhasil mengusir Kompeni VOC dari Rumah Gedong yang bermarkas di Kauman Desa Karang Turi. Setelah kosong dikuasai Mbah Sambu memberi kesempatan menempati sementara kepada warga termasuk yang berstatus Boro ( mencari kerja ) selama tidak mampu membeli rumah atau kontrak.

Sampai sekarang Rumah Gedong tua peninggalan abad 17 itu masih berdiri megah dan ditempati oleh beberapa kepala keluarga. Pemerintah seharusnya tanggap dengan menetapkannya sebagai bangunan cagar budaya.

Dengan  penelusuran data , Mbah Sambu memiliki nama asli  Sayyid Abdurrahman Basayaiban dan  wafat 1671. 


Beliau ada riwayat, adalah putera Pangeran Benawa, putera dari Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya , Raja dari Kerajaan Pajang yang merupakan  cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Menantu Sultan Trenggono Raja Kerajaan Islam Demak

DREAMGEDE Tour travel menyediakan paket ziarah wali jawa tengah. Terdapat beberapa paket wisata gathering selain paket ziarah wali jawa tengah.

Perjalanan ziarah Walisongo juga sering dirangkai dengan ziarah ke makam wali, ulama atau tokoh sejarah lainnya yang berdekatan dengan lokasi makam ke sembilan wali. Rute Ziarah Walisongo biasanya tidak hanya tertuju pada sembilan wali saja. Dapatkan penawaran PROMO ZIARAH WALI SONGO dan nikmati pelayanan terbaik untuk kenyamanan ibadah & perjalanan anda bersama DREAMGEDE Tour Travel.



WA 081904 1699 82
SMS 081 56504 380

BBM DC0A1DEB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO PEMASANGAN PANEL SURYA DI JOGJA, HARGA PEMASANGAN PLTS DI YOGYAKARTA, JASA PEMASANGAN PLTS PANEL SURYA SOLAR CELL DI YOGYAKARTA

JASA PEMASANGAN PANEL SURYA PLTS DI JOGJAKARTA, HARGA PANEL SURYA PLTS DI YOGYAKARTA MANFAAT PANEL SURYA PLTS UNTUK RUMAH TANGGA, INFO HARGA...